KOMPAS/P. RADITYA MAHENDRA YASAPetani memanen garam di Desa Babalan, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak,
Jawa Tengah, Rabu (8/8/2012). Dalam satu bulan ini harga garam produksi
petani setempat turun drastis dari Rp 13.000 per zak kapsitas 45
kilogram menjadi Rp 6.000 per kilogram.
SEMARANG, KOMPAS.com — Petani garam di Desa Babalan,
Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak, Rabu (8/8/2012), mengeluhkan
anjloknya harga garam yang telah terjadi selama satu bulan ini. Harga
garam yang sebelumnya dirasakan membaik tiba-tiba melorot drastis dari
Rp 13.000 per zak isi 45 kilogram menjadi Rp 6.000.
Awal musim
kemarau tahun ini menjadi sangat berat bagi petani garam dibandingkan
dengan tahun 2011 saat harga relatif stabil, yaitu Rp 13.000 per zak.
Petani di kawasan tersebut tidak sepenuhnya mengerti mengapa harga garam
terus turun, sedangkan harga kebutuhan pokok lain naik.
"Ini sangat menyusahkan karena untuk makan
sehari-hari saja sangat sulit dari garam," kata Khamidun yang ditemui
sedang menyerok kristal-kristal putih di bawah sengatan matahari yang
membakar kulit, Rabu (8/8/2012).
Bapak dua anak ini masih harus
berbagi dengan pemilik lahan yang disewanya. Sebagian petani garam
juga mengkhawatirkan sisa garam impor yang masih beredar di pasar akan
menekan harga garam lokal.
Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/08/08/14283120/Hambarnya.Harga.Garam.Lokal